NIM :
C54170005 Hari/Tanggal : Jumat/ 1 Februari 2019
Kelompok : 10 Asprak : M Fazri Faturrahman
Materi 2
Sejarah Perkembangan
Kelautan
Tujuan Instruksional Umum:
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu
mengetahui dan memahami sejarah perkembangan kelautan.
Sejarah perkembangan biologi laut yang tercatat
pertama kali dilakukan oleh Aristoteles pada abad ke-4 dapat dilihat dari
perjalanan observasi yang menjelaskan dan memuat katalog 180 spesies hewan
laut. Ekspedisi kelautan yang dilakukan secara besar-besaran pada abad ke-15
dan ke-16 menghasilkan pengetahuan geografi kelautan dan menambah hasil
pengamatan biologi. Namun, studi yang modern tentang biologi laut baru dimulai
pertengahan abad ke-19. Pada akhir tahun 1800-an dan awal 1900-an merupakan
periode penting dalam perkembangan oseanografi dan biologi laut yang
ditandainya dengan pembangunan beberapa laboratorium laut dan oseanografi yang
sebagian besar didanai oleh para ahli biologi.
Pada umumnya, perkembangan pengetahuan kelautan
di Indonesia berjalan seiring dengan perkembangan pemanfaatan sumberdaya laut
untuk memenuhi kebutuhan hidup. Beberapa bukti prasejarah tentang pemanfaatan
sumberdaya laut telah ditemukan di beberapa daerah berupa tumpukan kulit kerang
dan siput. Pada masa prasejarah, manusia telah hidup di rumah-rumah tonggak di
pantai Sumatera timur dan memanfaatkan kerang dan siput sebagai makanan utama.
Di beberapa daerah, seperti Sumatra, Sulawesi, Timor, Roti, dan Papua,
hewan-hewan laut tidak hanya dijadikan sebagai bahan pangan, namun dimanfaatkan
untuk perhiasan dan berbagai jenis peralatan yang dikerjakan dengan teknologi
yang sangat sederhana.
Meskipun pengetahuan tentang pelayaran telah
berkembang pesat, namun laut masih banyak dipandang sebagai media komunikasi
untuk perdagangan saja. Perhatian untuk mengetahui laut dan isinya dari segi
ilmiah baru berkembang, setelah penelitian-penelitian kelautan mulai
dikembangkan di Indonesia.
Tugas:
Dalam kegiatan ini mahasiswa diminta untuk
mendiskusikan sejarah perkembangan biologi laut di dunia dan di Indonesia.
Mahasiswa diharuskan mencari referensi dan bahan bacaan yang relevan untuk
mendukung saran dan pendapatnya.
Alat dan Bahan:
-
Jurnal, buku kelautan
- Alat tulis
Lembar Diskusi:
Diskusikan (1) sejauh mana sejarah dan bukti
peran kelautan bagi Indonesia serta (2) langkah yang diperlukan agar bidang
biologi laut dan kelautan indonesia sejajar dengan negara maju. (dapat dibuat
pada lembar terpisah)
No
|
Periode
|
Tahun
|
Peristiwa
|
Aktor
|
Publikasi
|
Keterangan
|
Sumber
|
|
Sejarah di Indonesia
|
||||||||
1
|
Penjajahan
|
Penemuan
|
Belanda
|
Buku
|
Mengetahui
|
|||
Belanda
|
1700
|
berbagasi
|
d’Ambonsche
|
keanekaragaman
|
Sediadi dan Edward
|
|||
Laut
|
he
|
Flora dan fauna
|
||||||
Indonesia
|
Rariteitkamer
|
di Indonesia
|
||||||
2
|
Penjajahan
|
1942-
|
Berhentinya
|
Indonesia -
|
Pengantar sejarah
|
Pengenalan sejarah dan
|
Prakbiolaitk.files.wordpress.com
|
|
Jepang
|
1945
|
pelayaran niaga
|
Jepang
|
dan kuliah biologi laut
|
keanekaragaman
|
|||
untuk kebutuhan perang
|
Flora dan fauna
|
|||||||
di Indonesia
|
||||||||
3
|
Orde Lama
|
1929-
|
Ekspedisi 1 Snellius
|
Belanda
|
-
|
Meneliti geologi laut
|
Yaya
|
|
1930
|
dan oseanografi fisik
|
Maulana
|
||||||
4
|
Orde Baru
|
1984-
|
Ekspedisi 2 Snellius
|
Indonesia-
|
Koleksi binatang spons dan
|
keanekaragaman
|
www.kompas.com/kompas-cetak/0308/05/inspirasi/472097.html
|
|
1985
|
Belanda
|
terumbu karang Indonesia
|
Flora dan fauna di Indonesia
|
|||||
5
|
Reformasi
|
2001
|
IASSHA
|
Indonesia -
|
Sumber sumber emas di dasar laut
|
Mengetahui sumber minyak dan gas di perairan Sulawesi dan
Laut banda
|
Filius Oj.
|
|
Australia
|
||||||||
Sejarah Dunia
|
||||||||
1
|
Perang
|
|||||||
dunia 1
|
1916
|
Pemerintah belanda mengambil alih urusan pelesatrian alam
|
Belanda
|
-
|
Mengatur perikanan mutiara dan bunga karang
|
http://image.surasis.multiply.com
|
||
2
|
Perang
|
|||||||
dunia 2
|
1913
|
-
|
Belanda
|
Mengatur tentang perburuan
|
http://image.surasis.multiply.com
|
|||
Sebelum
|
||||||||
3
|
revolusi
|
1950
|
Penemuan cangkang kerang yang dibuat menjadi kalung
|
Perancis
|
Majalah BOBO
|
Bobo.grid.id
|
||
Industry
|
||||||||
Setelah
|
||||||||
4
|
revolusi
|
2010
|
Ekspedisi laut Natuna
|
Indonesia
|
-
|
Menampilkan, menambahkan dan memperbaiki data data baru
tentang kelautan
|
http:/abarky.blogspot.com
|
|
Industry
|
||||||||
5
|
Era
|
|||||||
globalisasi
|
2013
|
Ekspedisi Clarion Clipperto Zone CCZ
|
Craig Smith
|
Ocean Minerals Singapore
|
Genus Spons baru
|
Nytimes.com
|
||
Contoh pengisian
|
||||||||
6
|
Reformasi
|
2006
|
Ekspedisi
|
Jepan
|
Marine
|
wilayah
|
Subhan
|
|
instant
|
g-
|
Biology
|
ekspedisi:
|
(2010)
|
||||
indone
|
Journal
|
kawasan
|
||||||
sia
|
(penulis,
|
ARLINDO
|
||||||
tahun, judul)
|
||||||||
Berpikir Kritis
1. Penemuan dan perkembangan ilmu
dalam bidang kelautan terutama biologi laut mengalami kemajuan pesat selama 200
tahun terakhir ini. Menurut anda apakah yang menyebabkan tersebut?
2. Menurut anda, apakah ada penemuan
penting yang berperan besar dalam perkembangan kelautan Indonesia maupun global
yang didapatkan dari beragam ekspedisi yang dilakukan di wilayah perairan laut
Indonesia dalam beragam periode yang diutarakan di atas?
3. Langkah atau peluang apakah yang
menurut anda dapat dilakukan untuk mengembangkan ilmu kelautan (biologi laut)
di Indonesia?
Jawab :
- Penyebab dari hal tersebut dapat terjadi ialah adanya
penemuan dan perkembangan ilmu
dalam bidang kelautan terutama biologi lautmengalami kemajuan pesat selama
200 tahun terakhir ini. Lalu, ketertarikan manusia terhadap lautan
khususnya dalam biologi laut juga menjadi salah satu penyebabnya.
Ekspedisi besar besaran pada abad 15 dan 16
menghasilkan pengetahuan geografi lautan dan menambah
hasil pengamatan biologi, namun studi yang modern tentang biologi
laut baru di mulai pertengahan abad 19.
Expedisi telah menghasilkan peta dasar laut dan
telah memberikan bukti keberadaan kehidupan pada laut yang terdalam.
Daftar
Pustaka
Kusmana C, Hikmat A. 2015. Keanekaragaman hayati flora di
Indonesia. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya
Alam dan Lingkungan. 5(2):187-198.
- Salah satu tonggak penelitian botani laut terutama
mengenai alga laut oleh Weber van Bosse dan Ekspedisi Snellius (1929
-1930) Penelitian di Indonesia bagian timur. Penelitian tersebut juga
memetakan bagian flora dan fauna yang ada di Indonesia menjadi tiga bagian
besar yang biasa kita sebut sebagai garis wallacea dan garis weber.
Daftar
Pustaka
Sakura E, Tobing ISL. 2008. Industri berbasis keanekaragaman
hayati masa depan Indonesia. Jurnal VIS
VITALIS. 1(2):1-12.
- Langkah atau peluang yang dapat dilakukan untuk
mengembangkan ilmu kelautan dalam mengatasi tantangan tersebut adalah salah satunya
yaitu seluruh komponen bangsa harus segera membangkitkan maritime domain awareness,
atau kesadaran lingkungan maritim. Hal itu dibutuhkan karena bangsa
Indonesia sekarang tidak lagi memiliki budaya bahari, sehingga perlu
dibangun kembali upaya penyadaran. Upaya ini harus sampai
pada penyadaran efektif terhadap segala sesuatu yang menyangkut
lingkungan maritime merupakan hal vital bagi keamanan, keselamatan,
ekonomi dan lingkungan hidup bangsa Indonesia, serta menunjang upaya menegakkan harga diri bangsa.
Menyadarkan bahwa laut adalah aspek alamiah yang paling mempengaruhi kehidupan poleksosbudhankam
nasional merupakan isu yang paling utama dan menarik perhatian. Di
sini pemerintah harus menjadi ujung tombak, dan untuk itu pemerintah
Indonesia perlu segera menetapkan sebuah National Maritime Policy
dalam rangka pemanfaatan laut bagi kemakmuran bangsa, sekaligus
untuk mengembangkan kembali budaya bahari bangsa, yang tujuan
akhirnya penguasaan laut nasional yang dapat menegakkanharga
diri bangsa.
Daftar
Pustaka
Keliat M. 2009. Keamanan maritim dan implikasi kebijakannya bagi
Indonesia. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik. 13(1):111-129.
Nainggolan PP. 2015. Kebijakan poros maritim dunia Joko Widodo dan
implikasi Internasionalnya. Jurnal
Politica. 6(2):167-190.
Komentar
Posting Komentar